Dunia mengalami perubahan yang luar biasa cepat dari masa ke masa. Perbedaan sebagai akibat dari perubahan ini tentu bisa kita rasakan di hampir semua lini kehidupan. Ekonomi, sosial dan budaya, semua mengalami dinamika yang semakin cepat. Jika kita tidak berusaha “meng-upgrade diri”, bisa dipastikan kita akan tergilas zaman dan menjadi bagian usang yang terbuang.
Untuk mengimbangi perubahan, meningkatkan kualitas diri adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Tanpa meningkatkan kualitas diri, jangan berharap kita bisa melakukan penaklukan dan perubahan dengan gemilang.
Ada beberapa hal yang sebenarnya dari kita sering banyak melakukan dan tanpa sadar menghambat kualitas diri untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi berkualitas.
Suka Menunda
Awalnya mungkin tanpa kesengajaan atau menganggap remeh sebuah amanah, sehingga menunda dianggap hal biasa. Padahal jika berlarut-larut, suka menunda menjadi kebiasaan. Akibatnya banyak kewajiban yang terbengkalai. Ketika akumulasi penundaan ini dibiarkan berlama-lama, maka yang terjadi adalah masalah, stress dan tentunya produktifitas yang memburuk.
Menunda mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak maksimal karena adanya kewajiban yang belum selesai di masa lalu ketika ada amanah atau tugas baru menghampiri. Maka untuk meraih pencapaian yang terbaik kita harus ada pengerjaan yang jelas dan tanpa penundaan, mana tugas jangka pendek yang harus diselesaikan dan impian jangka panjang yang harus diwujudkan.
Sibuk is okay, tapi terus menunda bukanlah pilihan bijak jika ingin menjadi pribadi yang bertumbuh.
Tidak Fokus
Pernah melihat hasil gambar tidak fokus? dapatkah kita menangkap detail pesan dari sebuah gambar yang tidak fokus? jawabannya tentu tidak.
Tidak fokus adalah pemborosan, baik waktu, tenaga bahkan bisa jadi biaya. Tidak fokus pada kewajiban akan mengakibatkan akumulasi dari kewajiban yang lain terus bertambah.
Tidak fokus pada keahlian juga kurang baik bagi kehidupan mendatang. Terlalu melihat “rumput tetangga” tanpa memperhatikan bahwa sebenarnya halaman rumah kita juga memiliki potensi (keahlian) yang sama baiknya. Tanpa konsentrasi maksimal ke potensi, kita hanya akan menjadi manusia rata-rata karena sedikitnya fokus yang dimiliki.
Dalam hidup, sasaran harus jelas (fokus), terukur dan tentunya masuk akal untuk dicapai. Setelah fokus sudah didapat, tentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapainya, sekali lagi fokuslah pada sasaran utama, jangan tergoda kanan kiri dalam perjalanan mencapainya.
Godaan pasti datang, acuhkan! Pengalih perhatian pasti akan muncul, biarkan! Fokus, fokus dan fokus. Kejar dan bidik dengan tepat sasaran kita.
Malas Belajar
Tidak ada panggung dan tempat untuk mereka yang malas di dunia ini. Kualitas tidak muncul dari pribadi yang malas, kualitas tidak tumbuh di jiwa seorang pemalas. Malas belajar terhadap perkembangan zaman akan membuat kita benar-benar usang. Ketika usang sudah dipastikan tidak akan menang ddalam persaingan.
Jangan malas, jangan menjadi pemalas. Kalau malas sudah mendarah daging, jangankan membuat perubahan besar, menggerakan diri untuk berkarya bagi diri sendiri saja akan terasa sulit dan berat.
Menjauhi tiga hal di atas tentu bukan hal yang mudah. Bahkan penulis masih “umat-umatan” kalau dalam bahasa jawa, masih naik turun semangat untuk berkarya, kadang juga malas, kadang juga tidak fokus. Tapi dengan menulis seperti ini setidaknya menjadi pengingat buat penulis khususnya dan pembaca semuanya untuk kembali berkarya dan menapak jejak.
Tanpa karya kita memang belum pantas menyandang gelar sebagai manusia yang sebenarnya. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain?
Jika bermanfaat jangan berhenti di Anda, sebarkan artikel ini supaya kehidupan kita semakin berkualitas.
Sumber : sangpena.com
Selasa, 18 Oktober 2016
Next
This is the most recent post.
Posting Lama
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar